Refleksi Hari Guru Nasional 2024 : Bahagianya Menjadi Guru

Share:


 

Guru merupakan profesi yang sangat mulia dan membanggakan. Terlebih di masyarakat pedesaan banyak yang memimpikan untuk menjalani karir ini. Termasuk kami dari kecil sudah bercita-cita untuk menjadi guru. Guru dianggap sebagai manusia sempurna tumpuan dan harapan semua orang dan memiliki segala kemampuan yang dapat menyelesaikan semua masalah. 

Ketika pertama kali kami dinyatakan diterima sebagai guru (apapun status keguruan kami, apakah tenaga honorer, guru tetap, guru bantu, atau yang lainnya), kami mengalami hentakan yang tidak biasa. Rasa senang menggelora dalam hati. Namun sebagai orang yang pertama kali masuk dunia guru, kami  menemukan suasana “lain” dalam hati. Baju dan sepatu mana yang akan kami pakai pun terpikir oleh kami. Padahal sebelumnya kami tidak pernah memikirkan hal itu. Di malam hari, menjelang hari esok, kami banyak melamun tentang pekerjaan baru kami itu. Kami akan bertemu peserta didik baru, kepala madrasah baru, para guru yang baru kami kenal, penjaga madrasah, termasuk tukang jualan di sekitar madrasah.

Di hari pertama bertemu dengan peserta didik, kami sedikit merasa grogi. Setiap kelas yang kami masuki dan peserta didik yang kami temui merupakan tantangan baru. Kami menemukan beberapa peserta didik yang senang belajar, dan ada juga peserta didik yang suka menyepelekan belajar. Namun kami tetap menyampaikan pelajaran kepada mereka dan kami sebelumnya berharap tidak terjadi hal yang tidak diinginkan. Harus kami sadari apapun yang terjadi di dalam kelas dan di lingkungan madrasah secara umum, adalah resiko yang harus kami hadapi, ketika kami menjatuhkan pilihan pada profesi guru.

 

Menjalani profesi menjadi guru ternyata tidak bisa membawa tangan kosong. Kami harus memiliki bekal yang memadai. Berkarya secara profesional menjadi tuntutan saat ini. Kami dihadapkan pada kenyataan yang menuntut kami agar senantiasa terbuka pada perubahan dan kemajuan iptek di segala bidang kehidupan. Oleh karena itu, kami harus membekali diri dengan informasi-informasi tentang profesionalisme, baik dari pelatihan, diskusi, seminar, workshop, atau membaca buku. Ketika kami sudah menjatuhkan pilihan pada profesi guru, maka haruslah totalitas dalam menekuni profesi tersebut agar bisa mendampingi peserta didik dalam kegiatan pembelajaran yang bermakna.


Sebagai guru, kami diharapkan lebih oleh peserta didik yang baru bertemu. Perlu dicamkan bahwa semua orang yang berhadapan dengan kami ingin mendapatkan kesuksesan dari kami. Kami adalah orang yang diharapkan mengisi keinginan mereka. Yakini oleh kami bahwa tidak sedikit peserta didik yang mengharap bisa melakukan sesuatu yang terbaik bersama kami dan kamilah inspirator dan motivatornya, walaupun mungkin ada yang berpikir sebaliknya. Tapi secara umum kami adalah harapan baru mereka. Oleh karena itu sebisa mungkin kami tidak mengecewakan mereka.


Selain mengharap kami menjadi “tangkai” kesuksesan, peserta didik pun mengharap suasana istimewa dari kami. Tidak jarang para peserta didik mengharap kami memberikan sentuhan-sentuhan humor di saat belajar, mengharapkan informasi-informasi berbobot dan baru, juga harapan-harapan lain.


Harus diketahui pula bahwa terkadang harapan peserta didik beragam pada sikap kami. Ada peserta didik yang mengharap kami bersikap tegas dan disiplin, ada yang berharap sedikit longgar dengan aturan, ada yang mengharap kami tidak susah memberi nilai, ada yang mengharap kami tidak menjaga jarak dengan mereka, dan harapan-harapan lain.


Menghadapi hal itu kami harus memenuhi harapan peserta didik yang paling mungkin kami berikan dan paling menguntungkan bagi kami dan bagi peserta didik. Apabila mengambil sikap tegas dan disiplin maka harus konsisten. Sebab ini merupkan modal utama keefektifan sikap kami, jangan plin-plan, terkadang tegas terkadang lunak.


Salah satu indikator dari keberhasilan proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) adalah guru mampu membekali peserta didik dengan ilmu dan pengalaman. Selain itu,  guru mampu membangkitkan hasrat dan semangat belajar peserta didik kapanpun, di manapun dan bagaimanapun. Dalam jiwa mereka harus senantiasa tertanam arti, manfaat, penghargaan, pengharapan dan keberhasilan dari sebuah pendidikan. Hasilnya, peserta didik akan sangat menghargai setiap ilmu yang mereka peroleh. Memang dibutuhkan usaha maksimal dalam mewujudkannya. Apalagi jika ternyata medan kelas yang kami hadapi cukup sulit. Tidak mudah mengarahkan peserta didik untuk tetap fokus, memahami, serta mengingat materi yang sudah dan sedang kami ajarkan. Namun posisi kami tetaplah guru yang mau tidak mau harus siap menghadapi kondisi kelas bagaimanapun. Disinilah tantangannya, naluri dan kemampuan kami akan benar-benar terasah dan teruji. Banyak kesulitan dan tantangan yang harus kami hadapi dalam setiap kegiatan pembelajaran. Tapi di sinilah nikmat dan bahagianya menjadi seorang guru. 

Selamat Hari Guru Nasional 2024, Guru Berdaya Indonesia Jaya

Tasikmalaya, 23 November 2024

Comments
0 Comments

No comments